Sabtu, 28 Mei 2016

Obat Lupa

✏📝 *OBAT LUPA*🎓

*Ini Dia Obatnya Lupa Dalam Al-Quran*

 ✍🏻 *Ustadz dr. Raehanul Bahraen* _hafidzohulloh_

Terkadang sebagian dari kita mengeluhkan seringnya lupa beberapa ilmu yang telah dipelajari atau susah mengingat. Maka ini solusi dari *Al-Quran*.

*Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin* _rahimahullah_ berkata,

قلنا: نعم له دواء ـ بفضل الله ـ وهي الكتابة، ولهذا امتن الله عز وجل على عباده بها فقال: {اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ * خَلَقَ الإِنسَـنَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الاَْكْرَمُ * الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ}. (العق: 1 ـ 4). فقال (اقرأ) ثم قال: {الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ } يعني اقرأ من حفظك، فإن لم يكن فمن قلمك، فالله تبارك وتعالى بين لنا كيف نداوي هذه العلة، وهي علة النسيان وذلك بأن نداويها بالكتابة، والان أصبحت الكتابة أدقُّ من الأول، لأنه وجد ـ بحمد الله ـ الان المسجِّل

“Kita katakan, iya. Lupa ada obatnya –dengan karunia dari *Allah*- yaitu menulisnya. Karenanya *Allah* memberi karunia kepada hamba-Nya dengan surat *Al-Alaq*. Yaitu _“iqra’”_ kemudian _“mengajarkan dengan perantara pena”_. Maksudnya, bacalah dengan hapalannya, jika tidak hapal maka dengan tulisanmu.

*Allah* _Tabaraka Ta’ala_ menjelaskan kepada kita bagaimana mengobati penyakit ini yaitu penyakit lupa dan kita obati dengan menulis. Dan sekarang menulis lebih mudah dibanding dahulu karena mudah didapatkan dan segala puji bagi *Allah*, sekarang bisa direkam.”[1]

✏ *Mengikat ilmu dengan menulis*

Daya ingat manusia terbatas, oleh karenanya ilmu perlu diikat denga tulisan. Sebagaimana sabda *Rasulullah* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_,

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

_“Ikatlah ilmu dengan dengan menulisnya”_[2]

Bahkan *Beliau* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_ memerintahkan sebagian sahabatnya agar menulis ilmu. Salah satunya adalah *Abdullah bin ‘Amru* _rodiallohu anhuma_. *Beliau* _shallallaahu ‘alaihi wa sallam_ bersabda kepadanya:

اكْتُبْ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا خَرَجَ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ

_“Tulislah. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Tidaklah keluar darinya melainkan kebenaran”_[3]

 
*Imam Syafi’I* _rahimahullah_ berkata,

الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ

فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ

_Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya_

_Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat_

_Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang_

_Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja._[4]
 

Sampai-sampai *Asy-sya’bi* _rahimahullah_ berkata,

إِذَا سَمِعْتَ شَيْئًا فَاكْتُبْهُ وَلَوْ فِي الْحَائِطِ

  _“Apabila engkau mendengar sesuatu ilmu, maka tulislah meskipun pada dinding”_[5]

*Ikatlah dengan amal*
 
Sebagian lagi mengatakan bahwa di zaman seperti sekarang ini.

قيد العلم بالعمل

  _“ikatlah ilmu dengan mengamalkannya"_

 
Ilmu lebih layak diikat dengan amal karena ilmu yang telah diikat dikitab-kitab telah banyak dilupakan.

 

_Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina *Muhammad* wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam

✍🏻Penyusun:   Raehanul Bahraen

_________________
📌Catatan Kaki:
[1] Mutshalah Hadits syaikh Al-Utsaimin

[2] Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026

[3] HR. Ahmad 2/164 & 192, Al-Haakim 1/105-106, shahih

[4]  Diwan Syafi’I hal. 103

[5] Al-‘Ilmu no. 146 oleh Abu Khaitsamah

 
🌐Sumber: Artikel www.muslimafiyah.com

Aku menunggu...

Selamat tidur...
Sleeptight...

Kamis, 26 Mei 2016

Ini antara aku dan aku...

Refleksi Hati, Mata dan Limpa

Mata adalah sebagai penuntun sedangkan hati sebagai pendorongnya dan pemberi perintah. Bagi mata memiliki kelezatan memandang sedangkan bagi hati memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam kecenderungan cinta, keduanya menjadi sekutu dalam kasih sayang. Namun ketika keduanya mengalami kesulitan dan berkumpul dalam derita, maka keduanya justru saling berhadapan satu sama lain untuk mencela lawannya dan saling menyalahkan.

Lalu hati berkata kepada mata, “Engkaulah yang telah menyeret aku ke dalam jurang kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan! Karena aku mengikutimu dalam beberapa kejapan mata! Engkau yang mengajakku bersenang-senang dengan lirikan matamu di taman itu dan engkau mencari kesembuhan dari kebun yang tidak sehat. Engkau menyangkal firman Allah, “Katakan kepada pria-pria yang beriman, hendaklah mereka tundukkan pandangannya" dan engkau sangkal pula sabda Rasul-Nya:

النظر إلى المرأة سهم مسموم من سهام إبليس فمن تركه من خوف الله عز و جل أثابه الله إيمانا يجد حلاوته في قلبه

“Pandangan kepada wanita adalah anak panah beracun dari panah-panah yang dilontarkan oleh iblis. Barangsiapa yang meninggalkan pandangannya itu karena takut kepada Allah 'Azza wa Jall, maka Allah akan menganugerahkan kepadanya keimanan yang dia rasakan manisnya di dalam hati.”
(diriwayatkan oleh Imam Ahmad, telah menceritakan kepada kami Husyaim, telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Ishaq, dari Muharib bin Ditsar dari Shilah dari Hudzaifah)

Maka mata mulai berkata kepada hati, “Engkaulah yang telah menzalimi aku sejak awal hingga akhir. Engkau kukuhkan dosaku lahir batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan sebagai penuntun engkau yang menunjukkan kepadamu jalan.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح لها سائر الجسد وإذا فسدت فسد لها سائر الجسد ألا وهي القلب

“Sesungguhnya di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh akan menjadi baik. Namun jika ia rusak, maka seluruh tubuh akan menjadi rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati (jantung).”

Tatkala limpa mendengar dialog antara hati dan mata serta perdebatan mereka berdua, maka limpa berkata, “Kalian berdua saling bahu-membahu untuk membinasakan aku dan membunuhku. Sungguh adil orang yang telah menggambarkan perdebatan kalian ini dan mengharuskan lisanku untuk mengadu kepadanya tentang kezaliman kalian itu.

"Mataku berkata kepada hati, kau telah memfitnah aku sehingga aku menderita
Mata menganggap bahwa hati yang menimpakan derita
Namun tubuh menjadi saksi atas kedustaan mata
Matalah yang membangkitkan hati sehingga menuai petaka
Andaikata bukan karena mata tentu tak akan ada derita
Hati bukanlah penyebab pada sebagian yang menjadi korbannya
Limpa merana sebagai korban yang teraniaya
Hati dan mata telah membelah aku
Karena mereka tidak tunduk kepada Allah ta’ala." (Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin" - Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)

Fikri Abul Hasan

http://manhajul-haq.blogspot.co.id | Salafy Indonesia -  Jalan Salaf Lebih Selamat

[Sumber: http://manhajul-haq.blogspot.co.id/2016/04/refleksi-hati-mata-dan-limpa.html?m=1#more ]

Karena kamu ada...(part 2)

Hari ini cerah...
Awan menghitam...
Hari ini cerah...
Mendung bergulung- gulung...
Hari ini cerah...
Matahari malu-malu...
Hari ini cerah...
Bahkan gerimis kecil - kecil...
Hari ini cerah...
Kabut turun merongrong...
Hari ini cerah...

Kata ERK

Kata ERK ini melankolia...
Tapi ini ceritanya beda...
Ngga sama sama sekali sama cerita cerita...

Bahasamu diam.

Diam berjalan diam melihat diam menunduk diam tersenyum diam melangkah diam melangkah diam melangkah diam seribu langkah diam...
Ups.. kurang satu, bukan seribu...

DIAM!!!!..

Bahasamu seperti itu...
Cuma aku yang ngerti...
Yang lain tidak...
Sungguh yang lain tidak..

Rabu, 25 Mei 2016

Baca sambil liat kaca..

Berkata Al Fudhail bin 'Iyyadh -rahimahullah- :

Wahai Miskin....
Engkau berbuat keburukan sedang engkau memandang dirimu baik

Engkau bodoh sedang engkau memandang dirimu pandai

Engkau kikir sedang engkau memandang dirimu dermawan

Engkau dungu sedang engkau memandang dirimu berakal

Ajalmu sangatlah pendek sedangkan angan-anganmu terlalu panjang.

(Syiar A'lamu An Nubala' (8/440)
Oleh : Ustadz Fauzan Al-Kutawy hafidzahullah

Restart~ warna hari~

Bayangan cuma...
Ungu memang...
Tapi kok ya ngga seindah corak hitam...atau bercak warna warni...
Sepertinya aku sendiri yang sadar...
Atau menganggap sadar sendiri...
Lalu liat di pantulan kaca...
Siapa?..
Bayangan cuma...

..........diingatkan hari ini...Alhamdulillah...

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا

Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits, wa ash-lihlii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin abadan” (artinya: Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri tidak butuh segala sesuatu, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata tanpa mendapat pertolongan dari-Mu selamanya).” (HR. Ibnu As Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai dalam Al Kubro 381: 570, Al Bazzar dalam musnadnya 4/ 25/ 3107, Al Hakim 1: 545. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 227).

Selasa, 24 Mei 2016

Perasaan pagi ini...

Hhhehhhfff...
Sesak...sepertinya kurang udara...kurang oksigen...kurang space...kurang suasana berwarna...atau kurang jingga diantara merah dan abu abu...
Seperti melihat sepertinya tidak...hanya merasa seperti kurang...
Kau tanya, lengkap..?
Aku bilang tidak...

Minggu, 22 Mei 2016

Bulan bulan...kamu kenapa??

Bulan pagi ini pudar...
Pucat...
Entah tersenyum entah apa...
Mau istirahat kali ia..

Aku ngga tau..
Dia ngga kasih tau aku...
Dia ngga sms aku..
Dia ngga telpon, WA, telegram,..
Aku ngga mau tau!!!

Nanti menanti matahari

Bulan hari ini enggan pergi...
Masih menggantung ia disitu...
Iya...disitu disebelahmu...
Angin pagi...
Iya... angin pagi dan aku meringkuk...
Nanti menanti matahari..
Iya...matahari...

Bukan kamu...

Kamis, 19 Mei 2016

Waktumu dan waktuku kuhabiskan untuk apa...

Tulislah sekehendakmu...
Bicaralah sekehendakmu...
Bacalah sekehendakmu...
Lakukanlah sekehendakmu...
Dan siapkanlah jawaban tentang apa yang kau tulis, yang kau bicarakan, yang kau baca, yang kau lakukan kelak diakhirat...

Sabtu, 14 Mei 2016